Peran TPQ dalam Menciptakan Harmoni dan Penguatan Karakter Anak melalui Kegiatan Mengaji

  • Aug 28, 2024
  • Farzana Fayyaza

Malang, FBD Jantra 53 – Suasana dari kebudayaan Islam di Desa Tulungrejo masih lekat menyelimuti aktivitas warga disini dan masih sering dijumpai dalam kesehariannya. Nilai-nilai dari ajaran Islam menjadi bagian dari kehidupan warga yang dengan penuh semangat tetap dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya. Salah satu contoh kegiatan yang masih rutin berlangsung di masyarakat adalah kegiatan mengaji yang dilakukan oleh anak-anak kecil mulai dari tingkat SD sampai SMP. 

Di Desa Tulungrejo, TPQ yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan mengaji tersebar di berbagai RT dengan keseluruhan total berjumlah delapan TPQ yang bergabung menjadi satu tempat dengan musholla ataupun masjid. Mengaji bagi anak-anak disini bagaikan sebuah kegiatan wajib yang diikuti sehabis sekolah. Biasanya jam dimulainya mengaji berbeda-beda antar TPQ, namun berada di antara siang-sore hari, sekitar jam 2 siang - 4 sore. Untuk jadwal mengaji itu sendiri tidak diadakan tiap hari, namun berselang-seling sekitar tiga sampai empat kali dalam seminggu. 

Antusias anak-anak dalam mengaji terlihat dari banyaknya anak-anak yang secara aktif berpartisipasi dan mengikuti kegiatan mengaji sampai selesai, bahkan terkadang disaat ustad/ustadzah belum hadir untuk mengaji, mereka sudah lebih dahulu inisiatif melantunkan sholawat melalui microphone TPQ. Hal ini memperlihatkan bagaimana anak-anak TPQ sangat bersemangat juga disiplin dalam mengikuti rutinitas mengaji. Dari beberapa TPQ yang pernah kelompok KKN kunjungi, mayoritas yang hadir untuk mengaji ada dari tingkatan SD, sementara untuk tingkatan SMP/MTS jarang ditemui. Menurut Bu Ayati selaku salah satu ustadzah di TPQ RT 17, banyaknya mata pelajaran dan padatnya aktivitas anak-anak SMP/MTS yang membuat mereka kebanyakan berhenti ikut mengaji di TPQ, namun dengan catatan bahwa sebelumnya mereka telah khatam atau menamati kitab suci Al-Quran.

Untuk pengajaran mengaji dan membaca Al-Quran di TPQ berdasar pada metode Yanbu’a. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bu Ayati, tujuan utama dari didirikannya TPQ dan pengajaran di dalamnya adalah untuk memperkenalkan paham agama Islam juga menghafalkan isi dari kitab suci. Tentu tidak hanya dua tujuan itu saja yang berusaha dicapai oleh tenaga pengajar di TPQ, melainkan juga agar anak-anak bisa paham budi pekerti yang luhur dan berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama Islam. TPQ juga berusaha membantu anak-anak belajar menghafal surat pendek, doa sehari-hari, bacaan sholat, agar ketika di rumah mereka bisa menerapkannya langsung agar tidak lupa.

Menariknya, para tenaga pengajar di TPQ merupakan perkumpulan dari warga yang secara sukarela ingin berkontribusi mengajar ngaji pada anak-anak. Dengan bekerjasama, maka sedikitnya jumlah tenaga pengajar tidak terasa karena masing-masing dapat saling berbagi, saling mendukung, dan juga saling membantu jika terdapat pengajar yang berhalangan untuk datang mengaji. Dengan adanya kehadiran mahasiswa KKN Jantra UB, Bu Ayati secara pribadi merasa terbantu karena mahasiswa bisa untuk sementara waktu menggantikan kehadiran bapak/ibu ustad/ustadzah dalam mengajar mengaji dan dengan begitu anak-anak juga semakin semangat untuk ikut mengaji. Harapan dari Bu Ayati sendiri untuk masa depan dari TPQ di desa Tulungrejo adalah semoga anak-anak semakin dan selalu bersemangat untuk belajar ngaji sehingga dapat menjadi generasi penerus TPQ. Selain itu, beliau berharap TPQ di RT 17 bisa lebih maju dan jaya. (fay)

 

Penyunting: Nico Julianda Achmad Syahputra

Dokumentasi: PDD FBD Jantra 53