Potensi Lokal Berkualitas: Kisah Inspiratif UMKM Tahu Sengkaring dari Desa Tulungrejo

  • Jul 15, 2024

Apakah anda pernah mendengar mengenai Tahu Sengkaring? Tahu Sengkaring merupakan UMKM yang didirikan oleh Bapak Waluyo pada tahun 2005 di Desa Tulungrejo, Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Nama "Sengkaring" sendiri berasal dari nama wilayah saat itu, yakni Desa Sengkaring, sebelum diganti nama menjadi Desa Tulungrejo. Nama tersebut diambil dari nama ikan yang dulu banyak ditemukan di daerah tersebut. 

Pada awalnya, Bapak Waluyo hanya merupakan seorang pengrajin tahu yang menjual produknya di pasar-pasar lokal. Namun, pada tahun 2018, ia memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan menciptakan varian turunan tahu. Tahu Sengkaring kini tidak hanya memproduksi tahu biasa, tetapi juga berbagai varian lainnya seperti keripik tahu, tahu goreng, dan tahu sutra yang lebih lembut. Usaha yang dijalankan tidak hanya memproduksi tahu saja melainkan juga memproduksi keripik pisang, talas, dan daun singkong. Produk-produk ini telah diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi usaha Bapak Waluyo.

Usaha Tahu Sengkaring dikelola oleh keluarga Bapak Waluyo sendiri dengan bantuan teman-teman serta masyarakat sekitar. Bapak Waluyo tidak hanya membuka usaha hanya untuk kepentingan diri sendiri tapi juga membuka lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mempekerjakan delapan pekerja dari desanya sendiri. Dengan harga Rp 4.000 per kantong, produk Tahu Sengkaring tentunya sangat terjangkau bagi masyarakat sekitar. Proses produksi masih dilakukan secara semi tradisional dengan bahan baku yang didatangkan dari Kepanjen dan Kota Malang. 

Penjualan produk Tahu Sengkaring ini didistribusikan di pasar dan keliling desa Tulungrejo. Perjalanan usaha Tahu Sengkaring sudah melewati dan menghadapi berbagai kendala dalam menjalani usaha tersebut. Tantangan yang dihadapi Bapak Waluyo selama proses penjualan berupa distribusi bahan baku, transportasi, dan sumber daya manusia. Beliau berharap melalui digitalisasi usaha kendala-kendala tersebut dapat teratasi dan usaha Tahu Sengkaring bisa terus berkembang. 

Dalam perjalanan mengembangkan Tahu Sengkaring, Bapak Waluyo selalu mengedepankan kualitas produk dan pelayanannya kepada pelanggan. Inovasi terus ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan dan selera pasar yang terus berkembang. Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat sekitar menjadi pilar penting dalam menjaga keberlanjutan usaha ini. Dengan demikian, Tahu Sengkaring tidak hanya menjadi sumber mata pencaharian bagi keluarga Bapak Waluyo, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Usaha Tahu Sengkaring dapat menjadi contoh nyata usaha kecil dapat berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal. Dengan terus menjaga kualitas produk yang dijual, Bapak Waluyo optimis bahwa Tahu Sengkaring dan UMKM di Tulungrejo akan terus maju dan memberikan manfaat lebih besar bagi komunitas di sekitarnya. Bapak Waluyo juga berharap agar proses digitalisasi usaha dapat membantu meningkatkan efisiensi dan jangkauan pemasaran produknya.

Donomulyo Maju Bersama (DOMASA) menjadi harapan bagi keluarga Bapak Waluyo untuk mendorong kemajuan UMKM desa Tulungrejo sebagai pusat produk lokal berkualitas. Meskipun sering diliput media hasil liputan tersebut jarang sampai ke tangan Bapak Waluyo. Namun hal ini tidak mengurangi semangat dan dedikasinya dalam mengembangkan usaha Tahu Sengkaring. Dengan kerja keras dan tekad kuat, Bapak Waluyo yakin bahwa masa depan cerah menanti usahanya dan UMKM lain di Donomulyo. (jes)

 

Penulis: Jessica Rikku Hermawan

Penyunting: Hendrawan Ardy Prihantana

Dokumentasi: PDD Jantra 53 (Agista dan Yuri)