Mengenal Keripik Sirsa: Keripik Pisang Potensi Unggul Desa Tulungrejo
- Jul 15, 2024
Siapa sih yang tidak suka dengan buah pisang? Sebagai salah satu jenis buah yang umum digemari oleh masyarakat luas, ragam olahan pisang juga banyak variasinya, lho. Salah satunya adalah keripik pisang. Seperti halnya bagi Ibu Sri Wahyuni dan suaminya Bapak Sampir di desa Tulungrejo yang memiliki usaha Keripik Pisang Sirsa dilatarbelakangi dari kecintaan mereka dalam mengkonsumsi keripik pisang. Uniknya, kata Sirsa itu sendiri diambil dari perpaduan nama keduanya. Wah sangat kreatif ya!
Pada tahun 2010 keripik Sirsa didirikan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia di desa. Namun usaha ini baru mulai dirintis dan berjalan pada sekitar tahun 2017. Awalnya Keripik Sirsa mengalami berbagai kendala seperti jatuh-bangunnya usaha dan sulitnya pemasaran. Keadaan kemudian berubah menjadi lebih baik setelah surat perizinan usaha dan sertifikasi halal telah dimiliki, sehingga produksi dan pemasaran keripik Sirsa ini mulai berkembang. Biasanya pendistribusian Keripik Sirsa dilakukan ke wilayah sekitar desa Tulungrejo dan ke toko oleh-oleh di Pasar Besar Malang seperti toko Gangsar, toko Gepok, dan toko Janti.
Terdapat beberapa jenis olahan keripik pisang yang diproduksi oleh Keripik Sirsa, diantaranya ada keripik sale pisang, pisang panjang, pisang varian asin, dan pisang varian manis. Dalam mengolah keripik, tentu Ibu Sri dan Bapak Sampir tidak bekerja sendirian. Mereka dibantu oleh beberapa pekerja yang jumlahnya disesuaikan oleh besaran produksi yang dihasilkan. Apabila pesanan sedang banyak, biasanya terdapat lima orang pekerja yang membantu, tapi jika pesanannya sedikit, biasanya hanya dikerjakan berdua saja.
Setiap harinya, Keripik Sirsa tidak pernah berhenti memproduksi keripik pisang dan jumlahnya tergantung pada ketersediaan bahan baku. Jika bahan baku melimpah bisa menghasilkan 11 kantong plastik kiloan, jika bahan baku sedikit hanya bisa menghasilkan 1-2 kantong. Terkadang, tantangan yang dihadapi ada pada hasil keripik yang tidak sempurna, juga sulitnya memperoleh bahan-bahan baku akibat hama atau penyakit yang menginfeksi sehingga berdampak pada omset yang tidak menentu jumlahnya. Jadi untuk mengantisipasi hal ini mau tidak mau harga jual perlu dinaikkan.
Keripik Sirsa sendiri sudah aktif berpartisipasi di media online, terlihat dari digunakannya aplikasi Facebook dan Whatsapp sebagai salah satu cara pemasaran untuk menjangkau target pasar yang lebih luas. Ibu Sri juga bergabung dalam komunitas UMKM se-kecamatan Donomulyo untuk memasarkan keripik pisangnya. Namun, dapat dikatakan hal ini belum mencapai hasil maksimal karena keterbatasan sumber daya dan bahan baku yang digunakan untuk memasarkan produk keripik Sirsa. Dengan begitu, harapan terbesar beliau untuk keripik Sirsa kedepannya adalah produknya mampu dikenal oleh masyarakat luas dan semakin berkembang di dunia luar.
Nah, diatas tadi merupakan sedikit dari cerita profil keripik Sirsa milik Ibu Sri Wahyuni dan Bapak Sampir. Buat kalian yang doyan nyemil keripik pisang bisa banget nih pesan di keripik Sirsa ya! Rasa dan kualitasnya udah gausah diragukan lagi. Mantap rek! (fay)
Penulis: Farzana Fayyaza
Penyunting: Hendrawan Ardy Prihantana dan Nico Julianda Achmad Syahputra
Dokumentasi: PDD Jantra 53 (Agista)